Kudus - Indonesia merupakan negara yang mempunyai beban tuberkulosis (TB) yang tinggi dan menempati posisi ke-2 di dunia saat ini.
Dengan tingginya kasus TBC di Indonesia, sangat diperlukan kontribusi dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia untuk menjaring dan melaporkan kasusnya sehingga penanganan TB dapat dilaksanakan sedini mungkin, dan memutus mata rantai penularan TB.
Terkait dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menggandeng Lintas Sektoral, salah satunya Rutan Kelas IIB Kudus melakukan pertemuan Koordinasi Koalisi Organisasi Profesi Penanggulangan Tuberkulosis (Kopi TB) di Santan Restaurant Hotel @HOM Kudus. (16/08.)
Kegiatan yang langsung dibawahi oleh Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Program TBC.
Pertemuan ini diselenggarakan untuk meningkatkan peran masing – masing pemangku kepentingan dalam program TBC, sehingga target eliminasi tuberculosis tahun 2030 tercapai.
Kepala Dinas Kesehatan Kudus, dr. Andini Aridewi membuka sekaligus pemateri pada pertemuan kali ini. Beliau berharap pertemuan ini menjadi media diskusi menuju eliminasi TB 2030 dan Bebas TB 2050.
" Terimakasih atas kehadiran bapak/ibu lintas sektoral yaitu BPJS, Rumah Tahanan Kudus serta jajaran fasyankes, kami berharap pertemuan ini sebagai media diskusi terkait pengendalian Tuberkulosis dan dapat menaungi Eliminasi Tuberkulosis 2023 dan Bebas Tuberkulosis 2050", harapnya.
Dalam pertemuan ini, kedepannya Rutan diharapkan dapat melakukan skrining mandiri serta melakukan dokumentasi di aplikasi Sistem Informasi TB ( SITB ).
Rutan Kudus sendiri telah berkontribusi dalam Program TBC diantaranya telah dilakukan penyuluhan, pencegahan serta pengobatan secara lengkap yang berkolaborasi dengan Puskesmas terdekat.
Hasil dari pertemuan ini meliputi identifikasi peran dan rencana tindak lanjut untuk masing-masing OPD. Adapun kegiatan ini dilaksanakan dengan pembiayaan oleh The Global Fund.